Hadits Tentang Shifat Shalat Halaman 4
Hadits Tentang Shifat Shalat 46
َوَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ رَأَى اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي فَإِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Malik Ibnu al-Huwairits Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia pernah melihat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang shalat apabila beliau dalam rakaat ganjil dari shalat nya beliau tidak bangkit berdiri sebelum duduk dengan tegak. Hadits riwayat Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 47
َوَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَنَتَ شَهْرًا بَعْدَ اَلرُّكُوعِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ اَلْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah berqunut setelah ruku’ selama sebulan untuk mendoakan kebinasaan sebagian bangsa Arab kemudian beliau meninggalkannya. Muttafaq Alaihi.
Hadits Tentang Shifat Shalat 48
َوَلِأَحْمَدَ وَاَلدَّارَقُطْنِيِّ نَحْوُهُ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ وَزَادَ : ( فَأَمَّا فِي اَلصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ اَلدُّنْيَا
Ada hadits serupa riwayat Ahmad dan Daruquthni dari jalan lain tetapi dengan tambahan: Adapun dalam shalat Shubuh beliau selalu berqunut hingga meninggal dunia.
Hadits Tentang Shifat Shalat 49
َوَعَنْهُ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ لَا يَقْنُتُ إِلَّا إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلَى قَوْمٍ ) صَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam tidak berqunut kecuali jika beliau mendoakan kebaikan atas suatu kaum atau mendoakan kebinasaan atas suatu kaum. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits Tentang Shifat Shalat 50
َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ طَارِقِ الْأَشْجَعِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( قُلْتُ لِأَبِي : يَا أَبَتِ ! إِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلَيَّ أَفَكَانُوا يَقْنُتُونَ فِي اَلْفَجْرِ ? قَالَ : أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا أَبَا دَاوُدَ
Sa’id Ibnu Thariq Al-Asyja’y Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku berkata pada ayahku: Wahai ayahku engkau benar-benar pernah shalat di belakang (bermakmum) Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam Abu bakar Umar Utsman dan Ali. Apakah mereka berqunut dalam shalat Shubuh? Ayahku menjawab: Wahai anakku itu adalah sesuatu yang baru. Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Abu Dawud.
Hadits Tentang Shifat Shalat 51
َوَعَنْ اَلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ; قَالَ : ( عَلَّمَنِي رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ اَلْوِتْرِ : ” اَللَّهُمَّ اِهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ إِنَّهُ لَا يَزِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ زَادَ النَّسَائِيُّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ فِي آخِرِهِ : ( وَصَلَّى اَللَّهُ عَلَى اَلنَّبِيِّ
Hasan Ibnu Ali Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengajariku kata-kata untuk dibaca dalam qunut witir yaitu (artinya = Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berti petunjuk berilah aku kesehatan sebagaimana orang-orang telah Engkau beri kesehatan pimpinlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pimpin berilah aku berkah atas segala hal yang Engkau berikan selamatkanlah aku dari kejahatan yang telah Engkau tetapkan karena hanya Engkaulah yang menghukum dan tidak ada hukuman atas-Mu sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau tolong Maha Berkah Engkau Tuhan kami dan Maha Tinggi). Riwayat Imam Lima. Thabrani dan Baihaqi menambahkan: (artinya = Tidak akan mulia orang yang telah Engkau murkai). Hadits riwayat Nasa’i dari jalan lain menambahkan pada akhirnya: (artinya = Semoga sholawat Allah Ta’ala selalu terlimpah atas Nabi).
Hadits Tentang Shifat Shalat 52
َوَلِلْبَيْهَقِيِّ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا دُعَاءً نَدْعُو بِهِ فِي اَلْقُنُوتِ مِنْ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ ) وَفِي سَنَدِهِ ضَعْفٌ
Menurut riwayat Baihaqi bahwa Ibnu Abbas berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajari kami doa untuk dibaca dalam qunut pada shalat Shubuh. Dalam sanadnya ada kelemahan.
Hadits Tentang Shifat Shalat 53
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ اَلْبَعِيرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ ) أَخْرَجَهُ اَلثَّلَاثَةُ. وَهُوَ أَقْوَى مِنْ حَدِيثِ وَائِلٍ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila salah seorang di antara kamu sujud maka janganlah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.” Dikeluarkan oleh Imam Tiga. Hadits ini lebih kuat dibandingkan hadits Wail Ibnu Hujr.
Hadits Tentang Shifat Shalat 54
رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَجَدَ وَضَعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ. فَإِنْ لِلْأَوَّلِ شَاهِدًا مِنْ حَدِيثِ اِبْنِ عُمَرَ رضي الله عنه صَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ وَذَكَرَهُ اَلْبُخَارِيُّ مُعَلَّقًا مَوْقُوفًا
Aku melihat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam apabila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Dikeluarkan oleh Imam Empat. Hadits pertama mempunyai seorang saksi dari hadits Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu yang dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah. Bukhari menyebutnya dalam keadaan mu’allaq mauquf.
Hadits Tentang Shifat Shalat 55
َوَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا قَعَدَ لِلتَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ اَلْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ اَلْيُسْرَى وَالْيُمْنَى عَلَى اَلْيُمْنَى وَعَقَدَ ثَلَاثَةً وَخَمْسِينَ وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ اَلسَّبَّابَةِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِاَلَّتِي تَلِي اَلْإِبْهَامَ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam apabila duduk untuk tasyahhud meletakkan tangannya yang kiri di atas lututnya yang kiri dan tangannya yang kanan di atas lututnya yang kanan beliau membuat genggaman lima puluh tiga dan beliau menunjuk dengan jari telunjuknya. Riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat Muslim yang lain: Beliau menggenggam seluruh jari-jarinya dan menunjuk dengan jari yang ada di sebelah ibu jari
Hadits Tentang Shifat Shalat 56
َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( اِلْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : ” إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا اَلنَّبِيُّ وَرَحْمَةَ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اَللَّهِ اَلصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ مِنْ اَلدُّعَاءِ أَعْجَبُهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ ) وَلِأَحْمَدَ : ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَهُ اَلتَّشَهُّد وَأَمَرَهُ أَنْ يُعَلِّمَهُ اَلنَّاسَ
Abdullah Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam berpaling pada kami kemudian bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu shalat hendaknya ia membaca: (Artinya = Segala penghormatan sholawat dan kebaikan itu hanya bagi Allah semata. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya) kemudian hendaknya ia memilih doa yang ia sukai lalu berdoa dengan doa itu.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari. Menurut riwayat Nasa’i: Kami telah membaca doa itu sebelum tasyahud itu diwajibkan atas kami. Menurut riwayat Ahmad: bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengajarinya tasyahhud dan beliau memerintahkan agar mengajarkannya kepada manusia.
Hadits Tentang Shifat Shalat 57
َوَلِمُسْلِمٍ : عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ يُعَلِّمُنَا اَلتَّشَهُّدَ: ” اَلتَّحِيَّاتُ اَلْمُبَارَكَاتُ اَلصَّلَوَاتُ لِلَّهِ … ) إِلَى آخِرِهِ
Menurut riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kami tasyahhud: (artinya = Segala kehormatan yang penuh berkah sholawat kebaikan hanya bagi Allah semata… sampai akhir).
Hadits Tentang Shifat Shalat 58
َوَعَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ رضي الله عنه قَالَ : ( سَمِعَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رِجْلاً يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اَللَّهَ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : ” عَجِلَ هَذَا ” ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ : ” إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ. رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالثَّلَاثَةُ وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Fadlolah Ibnu Ubaidah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdo’a dalam shalat nya dengan tidak memuji Allah dan tidak membaca sholawat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam maka bersabdalah beliau: “Orang ini tergesa-gesa.” Kemudian beliau memanggilnya seraya bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu shalat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Tuhannya dan menyanjung-Nya kemudian membaca shalat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam lalu berdoa dengan do’a yang dikehendakinya.” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Tirmidzi Ibnu Hibban dan Hakim.
Hadits Tentang Shifat Shalat 59
َوَعَنْ أَبِي مَسْعُودٍ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( قَالَ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَمَرَنَا اَللَّهُ أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ ? فَسَكَتَ ثُمَّ قَالَ : ” قُولُوا : اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي اَلْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ . وَالسَّلَامُ كَمَا عَلَّمْتُكُمْ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَزَادَ اِبْنُ خُزَيْمَةَ فِيهِ : ( فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ إِذَا نَحْنُ صَلَّيْنَا عَلَيْكَ فِي صَلَاتِنَا
Dari Abu Mas’ud bahwa Basyir Ibnu Sa’ad bertanya: Wahai Rasulullah Allah memerintahkan kepada kami untuk bershalawat padamu bagaimanakah cara kami bersholawat padamu? beliau diam kemudian bersabda: “Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat atas Ibrahim. Berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim. Di seluruh alam ini Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung) kemudian salam sebagaimana yang telah kamu ketahui.” Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadits tersebut Ibnu Khuzaimah menambahkan: “Bagaimanakah cara kami bersholawat padamu jika kami bersholawat padamu pada waktu shalat .”
Hadits Tentang Shifat Shalat 60
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاَللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ : اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : ( إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ اَلتَّشَهُّدِ اَلْأَخِيرِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu bertasyahhud maka hendaklah ia memohon perlindungan pada Allah dari empat hal dengan mengucapkan: (Artinya = Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan pada-Mu dari siksa neraka jahannam siksa kubur cobaan hidup dan mati dan dari fitnah dajjal).” Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim disebutkan: “Jika seseorang antara kamu telah selesai dari tasyahhud akhir.”
Hadits Tentang Shifat Shalat 61
َوَعَنْ أَبِي بَكْرٍ اَلصِّدِّيقِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي . قَالَ قُلْ : ” اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam shalat ku. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” Muttafaq Alaihi
Hadits Tentang Shifat Shalat 62
َوَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه قَالَ : ( صَلَّيْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ : ” اَلسَّلَام عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ” وَعَنْ شِمَالِهِ : ” اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ
Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah shalat bersama Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam beliau salam ke sebelah kanan dan kiri dengan (ucapan): Assalamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh (artinya = Semoga salam sejahtera atasmu beserta rahmat Allah dan berkah-Nya). Riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih.
Hadits Tentang Shifat Shalat 63
َوَعَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةِ مَكْتُوبَةٍ : ” لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ اَلْمُلْكُ وَلَهُ اَلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا اَلْجَدِّ مِنْكَ اَلْجَدُّ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari al-Mughirah Ibnu Syu’bah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pada setiap selesai shalat fardhu selalu membaca: (artinya = Tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa tiada sekutu bagi-Nya bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tiada orang yang kuasa menolak terhadap apa yang Engkau berikan dan tiada orang yang kuasa memberi terhadap apa yang Engkau cegah dan tiada bermanfaat segala keagungan karena keagungan itu hanyalah dari Engkau). Muttafaq Alaihi
Hadits Tentang Shifat Shalat 64
َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ : ( إِنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ اَلصَّلَاةِ : ” اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ اَلْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ اَلدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Sa’ad Ibnu Waqqash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam setiap selesai shalat selalu memohon perlindungan dengan doa-doa: (artinya = Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur). Diriwayatkan Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 65
َوَعَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِنْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اِسْتَغْفَرَ اَللَّهَ ثَلَاثًا وَقَالَ : ” اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَلسَّلَامُ وَمِنْكَ اَلسَّلَامُ . تَبَارَكْتَ يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Tsauban Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam jika telah selesai dari shalat nya beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah tiga kali dengan membaca: (artinya = Ya Allah Engkaulah keselamatan dan dari-Mu jualah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan). Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits Tentang Shifat Shalat 66
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( مَنْ سَبَّحَ اَللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اَللَّهِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اَللَّهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ اَلْمِائَةِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ اَلْمُلْكُ وَلَهُ اَلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اَلْبَحْرِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى : أَنَّ اَلتَّكْبِيرَ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang pada tiap-tiap usai shalat bertasbih (membaca subhanallah) sebanyak 33 kali bertahmid (membaca alhamdulillah) sebanyak 33 kali dan bertakbir (membaca Allahu akbar) sebanyak 33 kali maka jumlahnya 99 kali lalu menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan: (artinya = tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka diampunilah kesalahan-kesalahannya walaupun kesalahannya seperti buih air laut.” Hadits riwayat Muslim. Dalam riwayat lain: Bahwa takbirnya sebanyak 34 kali.
Hadits Tentang Shifat Shalat 67
َوَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ : ” أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ : لَا تَدَعَنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُولُ : اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ بِسَنَدٍ قَوِيٍّ
Dari Muadz Ibnu Jabal bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz agar engkau jangan sekali-kali setiap shalat meninggalkan doa: (artinya = Ya Allah tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadah pada-Mu).” Diriwayatkan oleh Ahmad Abu Dawud dan Nasa’i dengan sanad yang kuat.
Hadits Tentang Shifat Shalat 68
َوَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَزَادَ فِيهِ اَلطَّبَرَانِيُّ : ( وَقُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ
Dari Abu Umamah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat fadhu maka tiada yang menghalanginya masuk syurga kecuali maut.” Diriwayatkan oleh Nasa’i dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Thabrani menambahkan: “Dan bacalah surat al-Ikhlas.”
Hadits Tentang Shifat Shalat 69
َوَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Malik Ibnu al-Khuwairits Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Shalat lah kamu sekalian dengan cara sebagaimana kamu melihat aku shalat .” Riwayat Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 70
َوَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( قَالَ لِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ” صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Shalat lah dengan berdiri jika tidak mampu maka dengan duduk jika tidak mampu maka dengan berbaring dan jika tidak mampu juga maka dengan isyarat.” Diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 71
َوَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِمَرِيضٍ – صَلَّى عَلَى وِسَادَةٍ فَرَمَى بِهَا – وَقَالَ : ” صَلِّ عَلَى اَلْأَرْضِ إِنْ اِسْتَطَعْتَ وَإِلَّا فَأَوْمِئْ إِيمَاءً وَاجْعَلْ سُجُودَكَ أَخْفَضَ مِنْ رُكُوعِكَ ) رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ بِسَنَدٍ قَوِيٍّ وَلَكِنْ صَحَّحَ أَبُو حَاتِمٍ وَقْفَهُ
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada seseorang yang sakit yang shalat di atas bantal beliau melempar bantal itu dan bersabda: “Shalat lah di atas tanah bila engkau mampu jika tidak maka pakailah isyarat dan jadikan (isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku’mu.” Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad yang kuat namun Abu Hatim mensahkan mauquf-nya hadits ini.
Demikianlah Hadits Tentang Shifat Shalat semoga bermanfaat.
َوَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ رَأَى اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي فَإِذَا كَانَ فِي وِتْرٍ مِنْ صَلَاتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Malik Ibnu al-Huwairits Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia pernah melihat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang shalat apabila beliau dalam rakaat ganjil dari shalat nya beliau tidak bangkit berdiri sebelum duduk dengan tegak. Hadits riwayat Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 47
َوَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَنَتَ شَهْرًا بَعْدَ اَلرُّكُوعِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ اَلْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah berqunut setelah ruku’ selama sebulan untuk mendoakan kebinasaan sebagian bangsa Arab kemudian beliau meninggalkannya. Muttafaq Alaihi.
Hadits Tentang Shifat Shalat 48
َوَلِأَحْمَدَ وَاَلدَّارَقُطْنِيِّ نَحْوُهُ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ وَزَادَ : ( فَأَمَّا فِي اَلصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ اَلدُّنْيَا
Ada hadits serupa riwayat Ahmad dan Daruquthni dari jalan lain tetapi dengan tambahan: Adapun dalam shalat Shubuh beliau selalu berqunut hingga meninggal dunia.
Hadits Tentang Shifat Shalat 49
َوَعَنْهُ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ لَا يَقْنُتُ إِلَّا إِذَا دَعَا لِقَوْمٍ أَوْ دَعَا عَلَى قَوْمٍ ) صَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam tidak berqunut kecuali jika beliau mendoakan kebaikan atas suatu kaum atau mendoakan kebinasaan atas suatu kaum. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Hadits Tentang Shifat Shalat 50
َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ طَارِقِ الْأَشْجَعِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( قُلْتُ لِأَبِي : يَا أَبَتِ ! إِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلَيَّ أَفَكَانُوا يَقْنُتُونَ فِي اَلْفَجْرِ ? قَالَ : أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا أَبَا دَاوُدَ
Sa’id Ibnu Thariq Al-Asyja’y Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku berkata pada ayahku: Wahai ayahku engkau benar-benar pernah shalat di belakang (bermakmum) Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam Abu bakar Umar Utsman dan Ali. Apakah mereka berqunut dalam shalat Shubuh? Ayahku menjawab: Wahai anakku itu adalah sesuatu yang baru. Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Abu Dawud.
Hadits Tentang Shifat Shalat 51
َوَعَنْ اَلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ; قَالَ : ( عَلَّمَنِي رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ اَلْوِتْرِ : ” اَللَّهُمَّ اِهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ إِنَّهُ لَا يَزِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ زَادَ النَّسَائِيُّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ فِي آخِرِهِ : ( وَصَلَّى اَللَّهُ عَلَى اَلنَّبِيِّ
Hasan Ibnu Ali Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengajariku kata-kata untuk dibaca dalam qunut witir yaitu (artinya = Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau berti petunjuk berilah aku kesehatan sebagaimana orang-orang telah Engkau beri kesehatan pimpinlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pimpin berilah aku berkah atas segala hal yang Engkau berikan selamatkanlah aku dari kejahatan yang telah Engkau tetapkan karena hanya Engkaulah yang menghukum dan tidak ada hukuman atas-Mu sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau tolong Maha Berkah Engkau Tuhan kami dan Maha Tinggi). Riwayat Imam Lima. Thabrani dan Baihaqi menambahkan: (artinya = Tidak akan mulia orang yang telah Engkau murkai). Hadits riwayat Nasa’i dari jalan lain menambahkan pada akhirnya: (artinya = Semoga sholawat Allah Ta’ala selalu terlimpah atas Nabi).
Hadits Tentang Shifat Shalat 52
َوَلِلْبَيْهَقِيِّ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا دُعَاءً نَدْعُو بِهِ فِي اَلْقُنُوتِ مِنْ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ ) وَفِي سَنَدِهِ ضَعْفٌ
Menurut riwayat Baihaqi bahwa Ibnu Abbas berkata: Adalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajari kami doa untuk dibaca dalam qunut pada shalat Shubuh. Dalam sanadnya ada kelemahan.
Hadits Tentang Shifat Shalat 53
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ اَلْبَعِيرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ ) أَخْرَجَهُ اَلثَّلَاثَةُ. وَهُوَ أَقْوَى مِنْ حَدِيثِ وَائِلٍ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila salah seorang di antara kamu sujud maka janganlah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.” Dikeluarkan oleh Imam Tiga. Hadits ini lebih kuat dibandingkan hadits Wail Ibnu Hujr.
Hadits Tentang Shifat Shalat 54
رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَجَدَ وَضَعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ. فَإِنْ لِلْأَوَّلِ شَاهِدًا مِنْ حَدِيثِ اِبْنِ عُمَرَ رضي الله عنه صَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ وَذَكَرَهُ اَلْبُخَارِيُّ مُعَلَّقًا مَوْقُوفًا
Aku melihat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam apabila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Dikeluarkan oleh Imam Empat. Hadits pertama mempunyai seorang saksi dari hadits Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu yang dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah. Bukhari menyebutnya dalam keadaan mu’allaq mauquf.
Hadits Tentang Shifat Shalat 55
َوَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا قَعَدَ لِلتَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ اَلْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ اَلْيُسْرَى وَالْيُمْنَى عَلَى اَلْيُمْنَى وَعَقَدَ ثَلَاثَةً وَخَمْسِينَ وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ اَلسَّبَّابَةِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِاَلَّتِي تَلِي اَلْإِبْهَامَ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam apabila duduk untuk tasyahhud meletakkan tangannya yang kiri di atas lututnya yang kiri dan tangannya yang kanan di atas lututnya yang kanan beliau membuat genggaman lima puluh tiga dan beliau menunjuk dengan jari telunjuknya. Riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat Muslim yang lain: Beliau menggenggam seluruh jari-jarinya dan menunjuk dengan jari yang ada di sebelah ibu jari
Hadits Tentang Shifat Shalat 56
َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( اِلْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : ” إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا اَلنَّبِيُّ وَرَحْمَةَ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اَللَّهِ اَلصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ مِنْ اَلدُّعَاءِ أَعْجَبُهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ ) وَلِأَحْمَدَ : ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَهُ اَلتَّشَهُّد وَأَمَرَهُ أَنْ يُعَلِّمَهُ اَلنَّاسَ
Abdullah Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam berpaling pada kami kemudian bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu shalat hendaknya ia membaca: (Artinya = Segala penghormatan sholawat dan kebaikan itu hanya bagi Allah semata. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya) kemudian hendaknya ia memilih doa yang ia sukai lalu berdoa dengan doa itu.” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari. Menurut riwayat Nasa’i: Kami telah membaca doa itu sebelum tasyahud itu diwajibkan atas kami. Menurut riwayat Ahmad: bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengajarinya tasyahhud dan beliau memerintahkan agar mengajarkannya kepada manusia.
Hadits Tentang Shifat Shalat 57
َوَلِمُسْلِمٍ : عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ يُعَلِّمُنَا اَلتَّشَهُّدَ: ” اَلتَّحِيَّاتُ اَلْمُبَارَكَاتُ اَلصَّلَوَاتُ لِلَّهِ … ) إِلَى آخِرِهِ
Menurut riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kami tasyahhud: (artinya = Segala kehormatan yang penuh berkah sholawat kebaikan hanya bagi Allah semata… sampai akhir).
Hadits Tentang Shifat Shalat 58
َوَعَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ رضي الله عنه قَالَ : ( سَمِعَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رِجْلاً يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اَللَّهَ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : ” عَجِلَ هَذَا ” ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ : ” إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ. رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالثَّلَاثَةُ وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Fadlolah Ibnu Ubaidah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdo’a dalam shalat nya dengan tidak memuji Allah dan tidak membaca sholawat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam maka bersabdalah beliau: “Orang ini tergesa-gesa.” Kemudian beliau memanggilnya seraya bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu shalat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Tuhannya dan menyanjung-Nya kemudian membaca shalat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam lalu berdoa dengan do’a yang dikehendakinya.” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Tirmidzi Ibnu Hibban dan Hakim.
Hadits Tentang Shifat Shalat 59
َوَعَنْ أَبِي مَسْعُودٍ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( قَالَ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَمَرَنَا اَللَّهُ أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ ? فَسَكَتَ ثُمَّ قَالَ : ” قُولُوا : اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي اَلْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ . وَالسَّلَامُ كَمَا عَلَّمْتُكُمْ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَزَادَ اِبْنُ خُزَيْمَةَ فِيهِ : ( فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ إِذَا نَحْنُ صَلَّيْنَا عَلَيْكَ فِي صَلَاتِنَا
Dari Abu Mas’ud bahwa Basyir Ibnu Sa’ad bertanya: Wahai Rasulullah Allah memerintahkan kepada kami untuk bershalawat padamu bagaimanakah cara kami bersholawat padamu? beliau diam kemudian bersabda: “Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat atas Ibrahim. Berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim. Di seluruh alam ini Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung) kemudian salam sebagaimana yang telah kamu ketahui.” Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadits tersebut Ibnu Khuzaimah menambahkan: “Bagaimanakah cara kami bersholawat padamu jika kami bersholawat padamu pada waktu shalat .”
Hadits Tentang Shifat Shalat 60
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاَللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ : اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : ( إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ اَلتَّشَهُّدِ اَلْأَخِيرِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu bertasyahhud maka hendaklah ia memohon perlindungan pada Allah dari empat hal dengan mengucapkan: (Artinya = Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan pada-Mu dari siksa neraka jahannam siksa kubur cobaan hidup dan mati dan dari fitnah dajjal).” Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim disebutkan: “Jika seseorang antara kamu telah selesai dari tasyahhud akhir.”
Hadits Tentang Shifat Shalat 61
َوَعَنْ أَبِي بَكْرٍ اَلصِّدِّيقِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي . قَالَ قُلْ : ” اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam shalat ku. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” Muttafaq Alaihi
Hadits Tentang Shifat Shalat 62
َوَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه قَالَ : ( صَلَّيْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ : ” اَلسَّلَام عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ” وَعَنْ شِمَالِهِ : ” اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ
Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah shalat bersama Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam beliau salam ke sebelah kanan dan kiri dengan (ucapan): Assalamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh (artinya = Semoga salam sejahtera atasmu beserta rahmat Allah dan berkah-Nya). Riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih.
Hadits Tentang Shifat Shalat 63
َوَعَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةِ مَكْتُوبَةٍ : ” لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ اَلْمُلْكُ وَلَهُ اَلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا اَلْجَدِّ مِنْكَ اَلْجَدُّ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari al-Mughirah Ibnu Syu’bah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pada setiap selesai shalat fardhu selalu membaca: (artinya = Tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa tiada sekutu bagi-Nya bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tiada orang yang kuasa menolak terhadap apa yang Engkau berikan dan tiada orang yang kuasa memberi terhadap apa yang Engkau cegah dan tiada bermanfaat segala keagungan karena keagungan itu hanyalah dari Engkau). Muttafaq Alaihi
Hadits Tentang Shifat Shalat 64
َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ : ( إِنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ اَلصَّلَاةِ : ” اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ اَلْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ اَلدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Sa’ad Ibnu Waqqash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam setiap selesai shalat selalu memohon perlindungan dengan doa-doa: (artinya = Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur). Diriwayatkan Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 65
َوَعَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِنْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اِسْتَغْفَرَ اَللَّهَ ثَلَاثًا وَقَالَ : ” اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَلسَّلَامُ وَمِنْكَ اَلسَّلَامُ . تَبَارَكْتَ يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Tsauban Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam jika telah selesai dari shalat nya beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah tiga kali dengan membaca: (artinya = Ya Allah Engkaulah keselamatan dan dari-Mu jualah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan). Diriwayatkan oleh Muslim.
Hadits Tentang Shifat Shalat 66
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( مَنْ سَبَّحَ اَللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اَللَّهِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اَللَّهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ اَلْمِائَةِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ اَلْمُلْكُ وَلَهُ اَلْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اَلْبَحْرِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى : أَنَّ اَلتَّكْبِيرَ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang pada tiap-tiap usai shalat bertasbih (membaca subhanallah) sebanyak 33 kali bertahmid (membaca alhamdulillah) sebanyak 33 kali dan bertakbir (membaca Allahu akbar) sebanyak 33 kali maka jumlahnya 99 kali lalu menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan: (artinya = tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka diampunilah kesalahan-kesalahannya walaupun kesalahannya seperti buih air laut.” Hadits riwayat Muslim. Dalam riwayat lain: Bahwa takbirnya sebanyak 34 kali.
Hadits Tentang Shifat Shalat 67
َوَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ : ” أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ : لَا تَدَعَنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُولُ : اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ بِسَنَدٍ قَوِيٍّ
Dari Muadz Ibnu Jabal bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz agar engkau jangan sekali-kali setiap shalat meninggalkan doa: (artinya = Ya Allah tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadah pada-Mu).” Diriwayatkan oleh Ahmad Abu Dawud dan Nasa’i dengan sanad yang kuat.
Hadits Tentang Shifat Shalat 68
َوَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَزَادَ فِيهِ اَلطَّبَرَانِيُّ : ( وَقُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ
Dari Abu Umamah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat fadhu maka tiada yang menghalanginya masuk syurga kecuali maut.” Diriwayatkan oleh Nasa’i dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Thabrani menambahkan: “Dan bacalah surat al-Ikhlas.”
Hadits Tentang Shifat Shalat 69
َوَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Malik Ibnu al-Khuwairits Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Shalat lah kamu sekalian dengan cara sebagaimana kamu melihat aku shalat .” Riwayat Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 70
َوَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( قَالَ لِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ” صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Shalat lah dengan berdiri jika tidak mampu maka dengan duduk jika tidak mampu maka dengan berbaring dan jika tidak mampu juga maka dengan isyarat.” Diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits Tentang Shifat Shalat 71
َوَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِمَرِيضٍ – صَلَّى عَلَى وِسَادَةٍ فَرَمَى بِهَا – وَقَالَ : ” صَلِّ عَلَى اَلْأَرْضِ إِنْ اِسْتَطَعْتَ وَإِلَّا فَأَوْمِئْ إِيمَاءً وَاجْعَلْ سُجُودَكَ أَخْفَضَ مِنْ رُكُوعِكَ ) رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ بِسَنَدٍ قَوِيٍّ وَلَكِنْ صَحَّحَ أَبُو حَاتِمٍ وَقْفَهُ
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada seseorang yang sakit yang shalat di atas bantal beliau melempar bantal itu dan bersabda: “Shalat lah di atas tanah bila engkau mampu jika tidak maka pakailah isyarat dan jadikan (isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku’mu.” Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad yang kuat namun Abu Hatim mensahkan mauquf-nya hadits ini.
Demikianlah Hadits Tentang Shifat Shalat semoga bermanfaat.
- الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
0 Response to "Hadits Tentang Shifat Shalat Halaman 4"
Post a Comment